Newton's Second Law (Law of Motion)
Kita mungkin akan terkejut bahwa ternyata bukan kejeniusan si Newton di balik hukum inersia. Tapi Newton sendirilah yang menulis bahwa ia mampu memandang begitu jauh karena ia telah berdiri di atas " bahu para Raksasa". Dan memandang jauh, ia lakukan. Meskipun hukum inersia mengidentifikasikan gaya sebagai aksi yang diperlukan untuk menyetop atau memulai gerak, tapi ia tidak meng'kuantifikasi gaya tersebut. Hukum kedua Newtonlah yang menjawab "missing link" antara relasi gaya terhadap akselerasi / percepatan. Inilah apa yang ia katakan:
Ketika gaya mengenai sebuah obyek / benda, obyek berakselerasi searah dengan gaya. Jika massa sebuah obyek di pertahankan konstan, penambahan gaya akan menambah akselerasi. Jika gaya pada sebuah obyek di buat konstan, penambahan massa akan menurunkan akselerasi. Dengan kata lain, gaya dan akselerasi berbanding lurus, sebaliknya massa dan akselerasi berbanding terbalik.
Secara teknis, Newton membuat persamaan gaya ke dalam perubahan differensial momentum per unit waktu. Momentum adalah karakteristik benda bergerak yang di turunkan sebagai produk dari massa benda dan laju benda. Untuk menurunkan perubahan diferensial momentum per unit waktu, newton telah mengembangkan salah satu jenis ilmu matematika -- kalkulus diferensial. Persamaan "made in Newton" nampak seperti ini:
F = (m)(Δv/Δt)
dimana simbol delta melambangkan perubahan. Karena akselerasi didefinisikan sebagai perubahan instan pada laju pada waktu yang instan pula (Δv/Δt), persamaannya sering kita tulis sebagai:
F = ma
Persamaan dari hukum ke-2 Newton membuat kita dapat menspesifikasikan satuan/unit pengukuran dari gaya. Karena standar satuan massa adalah kilogram (kg) dan standar satuan akselerasi adalah meter per detik kuadrat (m/s2), jadi satuan untuk gaya otomatis adalah produk dari kedua tadi -- (kg)(m/s2). Nampak rumit, jadi para ilmuwan membuat kemudahan untuk menggunakan Newton sebagai satuan resmi gaya. Satu Newton, atau N, ekivalen dengan 1 kilogram-meter perdetik kuadrat. Menjadi 4.448 N untuk 1 pound. Jadi apa yang bisa kita mainkan dengan hukum kedua Newton? Sebagai hasilnya, F = ma menjadikan kita dapat mengkuantifikasi berbagai variasi gerakan. Katakanlah, contoh, kita ingin menghitung akselerasi seekor anjing luncur di bawah. If you want to calculate the acceleration, first you need to modify the force equation to get a = F/m. When you plug in the numbers for force (100 N) and mass (50 kg), you find that the acceleration is 2 m/s2.
Sekarang katakanlah massa kereta luncur 50 kg dan anjing lain di tambah. Jika kita asumsikan anjing kedua menarik dengan gaya yang sama dengan yang pertama (100 N), maka gaya total menjadi 200 N dan akselerasi akan menjadi 4 m/s2.
Notice that doubling the force by adding another dog doubles the acceleration. Oppositely, doubling the mass to 100 kg would halve the acceleration to 2 m/s2.
Akhirnya, coba bayangkan ada 2 anjing tambahan tapi di posisi yang berlawanan. Ini penting karena hukum kedua Newton berbicara net/resultan gaya.
If two dogs are on each side, then the total force pulling to the left (200 N) balances the total force pulling to the right (200 N). That means the net force on the sled is zero, so the sled doesn’t move.
Kita dapat bahasakan: Saat resultan gaya berlaku pada suatu obyek, obyek akan berakselerasi searah dengan resultan gayanya. Sekarang bayangkan seekor anjing di sisi kiri lepas. Seketika, gaya tarik ke kanan jadi lebih besar, jelas kereta luncur akan bergerak ke kanan. Apa yang menjadi remang-remang pada contoh-contoh tadi adalah kereta luncur juga memberlakukan sebuah gaya kepada anjing. Dengan kata lain, semua gaya punya pasangan. Inilah hukum Newton ketiga -- hmm topik kita berikutnya..!!!
REFERENCE/MAROJI':
http://science.howstuffworks.com/science-vs-myth/everyday-myths/newton-law-of-motion3.htm
di terjemahkan secara gaul oleh: saya ndiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar